Selasa, 21 April 2009

hakekat pendidikan

Hakikat Pendidikan Prespektif Islam
Pendidikan dapat dilihat sebagai proses bimbingan, yang mampunyai dasar dan tujuan yang terencana dengan jelas. Keterkaitan dasar sebagai landasan, dan tujuan sebagai target yang akan dicapai, menjadikan proses bimbingan sebagai rangkaian aktivitas yang terbantuk dalam suatu sistem. Pendidikan sebagai sistem yang terangkai oleh komponen-komponen yang satu sama lain saling tergantung, saling membutuhkan, Saling berhubungan dan saling menentukan. Komponen tersebut antara lain dasar dan tujuan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan dan kurikulum, menurut pendekatan filsafat pendidikan Islam, komponen dimaksud terkait erat dengan nilai-nilai ajaran islam.
Nahlawi mengatakan pendidikan Islam menyatu dengan kewajiban umat Islam, ditambahkannya bahwa Islam merupakan syari’at, maka manusia membutuhkan pengalaman, pengembangan dan pembinaan. Pengembangan dan pembinaan itulah yang dimaksud dengan pendidikan Islam. (al-Nahlawi:25). Hal tersebut memberikan gambaran tentang rangkaian pengertian dan ruang lingkupyang mendasari konsep pendidikan Islam. Secara garis besar pendidikan menyangkut tiga faktor utama yaitu:
a. Hakikat penciptaan manusia, yaitu agar manusia menjadi pengabdi Allah yang taat dan setia
b. Peran dan tanggung jawab manusia sejalan dengan statusnya selaku add Allah, al-Basyr, al-Insan, al-Nas, Bani Adam maupun Khalifah Allah.
c. Tugas utama Rasul yaitu membentuk akhlak yang mulia serta memberi rahmat bagi seluruh alam(rahman li al-alamin).
Dari tiga faktor tersebut yang paling penting dalam pendidikan adalah akhlak, karena akhlak dinilai sebagai puncak dalam pendidikan islam.
Menurut pandangan Islam pendidikan adalah proses, berawal dari saat Allah sebagai Rabbal-‘alamin menciptakan alam ini. Merujuk kepada Al-Qur’an pendidikan mencakup segala aspek jagat raya ini, bukan hanya terbatas pada manusia semata, yakni dengan menempatkan Allah sebagai Pendidik Yang Maha Agung. Dari situ lahirlah konsep pendidikan dalam Islam yang terdiri dari: Pertama tarbiyah atau pendidikan, pada hakikatnya merujuk kepada Allah selaku murabby (pendidik) sekalian alam. Maka tarbiyah mempunyai aktualisasi kepada segenap daya dan potensi jiwa. Kedua Ta’dib sebagai rujukan pernyataan Nabi SAW “Aku dididik oleh Tuhanku maka ia memberikan kepadaku sebaik-baik pendidikan”.(Addabany Rabby, fa ahsana ta’diby). Dapat dikatakan juga bahwa ta’dib sebagai pendidikan yang khusus kepada seseorang (M. Athiyah al-Abasyi,1990:141). Sebagai tolok ukur pendidik menurut filsafat pendidikan Islam, maka Najib al-Attaas membatasi menjadi dasar yaitu: 1) untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 2) berhubungan dengan fitrah kejadian manusia, yaitu sebagai pengabdi Allah yang setia, dan 3) kedudukan manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi. Ketiga Ta’lim secara etimologi , ta’lim berkonotasi pembelajaran, yaitu semacam proses transfer ilmu pengetahuan. Cenderung dipahami sebagai proses bimbingan pada aspek peningkatan intelektualitas peserta didik. (Mahmud Yunus,1979)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar